Ungkapkan Kemarahan Secara Sehat
Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berinteraksi dengan manusia lain. Interaksi ini mengharuskan kita untuk mengendalikan emosi ketika berkomunikasi. Akibat yang akan timbul jika kita tidak cerdas mengendalikan kemarahan, berujung pada situasi yang tidak mengenakan. Sering terjadi di sekitar kita, kasus tetangga bertengkar karena salah pengertian. Untuk itulah, setiap manusia harus belajar mengendalikan amarah, yang dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga.
Ada beberapa alasan mengapa kita harus mengendalikan amarah dalam kehidupan berkeluarga. Pertama, marah itu menyebabkan cela. Timbulnya sikap marah, biasanya akan melahirkan suatu perasaan menyesal setelah marahnya reda dan berhenti. Kedua, marah dapat membinasakan hati. Marah itu tidak lain merupakan penyakit hati yang kalau dibiarkan akan merusak diri secara keseluruhan. Ketiga, marah dapat mengubah fungsi organ tubuh. Seluruh jalan fungsi tubuh yang alamiah berubah sewaktu seseorang marah. Keempat, marah bisa mempercepat kematian. Amarah yang terjadi pada seseorang akan mempengaruhi kualitas kesehatan.
Dari beberapa alasan di atas, maka kita harus bisa mengendalikan amarah dalam kehidupan. Maka cara sehat menghadapi kondisi marah ini dengan bersikap bijaksana dalam mengungkapkan kemarahan. Ada cara sehat untuk mengungkapkan kemarahan. Yaitu, menjaga suara. Awal kemarahan biasanya terjadi akibat nada bicara atau suara yang tidak terkontrol dengan baik. Untuk itu jaga nada suara dalam perilaku sehari-hari, agar masalah yang sedang dihadapi tidak semakin membesar karena gesekan yang terjadi.
Jangan bicara terlalu banyak. Bila anda sedang marah, berusahalah untuk tidak banyak bicara. Jauh lebih bijak jika anda diam. Jangan menghina. Sebab, hinaan tidak menyelesaikan masalah, justru memancing kemarahan lawan bicara dan memunculkan masalah baru.
Katakan masalah secara “gamblang”. Kemarahan kecil bisa menjadi besar jika tidak gamblang dalam menjelaskan pokok permasalahan yang memicu kemarahan seseoeang.
Ungkapkan keinginan anda. Setelah bicara jelas tentang alasan kemarahan, ungkapkanlah keinginan anda dalam menyelesaikan masalah tersebut.
Selesaikan masalah dengan tuntas dan sesegera mungkin. Masalah kecil akan menjadi besar jika terlalu lama ditimbun terus. Begitu juga dengan amarah.
Jangan mengancam. Saat marah, hormon adrenalin dan hormon-hormon lain menyalakan bahan bakarnya pada saat rasa marah ini muncul. Jika anda marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Bila dengan posisi duduk anda masih merasa marah, maka berbaringlah. Jika berbaringpun dada masih bergejolak emosi, maka basuhlah wajah dengan air.
Upaya pengendalian marah secara sehat dalam hubungan sosial, sesungguhnya lebih ditekankan pada bagaimana mengendalikan ego masing-masing.